Jumat, 09 Juni 2017

The purpose driven life == Inti Penyembahan

THE PURPOSE DRIVEN Life

INTI PENYEMBAHAN

            Inti Penyembahan  adalah berserah diri. Berserah diri adalah kata yang tidak popular, yang tidak disukaihampir seperti kata tunduk.  Kata tersebut menyiratkan makna kalah, dam tidak seorang pun igin menjadi pecundang. Berserah diri menimbulkan gambaran tidak enak, yaitu mengaku kalah dalam pertempuran, kalah dalam suatu permainan, atau menyerah pada musuh yang lebih kuat. Kata tersebut hamper selalu digunakan dalam konteks yang negative. Para penjahat yang tertangkap menyerahkan diri  kepada penguasa.
            Dalam Bahasa persaingan zaman ini kita diajar untuk tidak pernah menyerah dan tidak pernah tunduk, jadi kita tidak banyak mendengar tentang menyerah.  Jika menang adalah hal yang amat penting, maka menyerah tidak terpikirkan. Kita lebih suka berbicara tentang menang, berhasil, mengalahkan , menaklukkan ketimbang tentang mengalah, tunduk, taat, dan menyerah. Tetapi menyerahkan diri kepada Allah adalah inti penyembahan. Itu merupakan tanggapan wajar terhadap kasih dan belas kasihan Allah yang mengherankan. Kita memberi diri kita kepada Dia, bukan karena takut atau wajib, melainkan di dalam kasih, “Karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.”
            Setelah menggunakan 11 pasal dari Kitab Roma untuk menjelasakan tentang kasih karunia Allah yang ajaib kepada kita, Paulus mendorong kita untuk sepenuhnya menyerahkan hidup kita kepada Allah di dalam penyembahan : “karena itu, saudara – saudara demi kemurahan Allahaku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah : itu adalah ibadahmu yang sejati.” Ibadah yang sejati, yaitu mendatangkan kesenangan bagi Allah, terjadi bila anda memberidiri anda sepenuhnya kepada Allah. Perhatikan kata  mempersembahkan  dari ayat tersebut.
                Mempersembahkan diri kepada Allah itulah yang dimaksud dengan penyembahan. Tindakan berserah ini disebut dengan bahyak hal : penyucian, menjadikan Yesus Tuhan anda, memikul salib anda, mati bagi diri sendiri, berserah diri kepada Roh Kudus. Yang penting adalah bahwa anda mengerjakan, nukan sebutan apa yang anda gunakan untuknya. Allah menginginkan kehidupan anda , seluruhnya. Sembilan puluh lima persen tidak cukup.

                Ada tiga penghalang yang merintangi penyerahan diri ntotal kita kepada
Allah : ketakutan, keangkuhan, dan kebimbangan.kita tidak menyadari betapa Allah sangat mengasihi kita, kita ingin mengendalikan hidup kita sendiri dan kita salah memaknai makna dari berserah diri.
                 Bisakah aku mempercayai Allah?  Percaya adalah unsur yang sangat diperlukan untuk berserah diri kepada Allah kecuali jika anda mempercayai-Nya, tetapi anda tidak bisa mempercayai-Nya sebelum adna mengenal Dia dengan lebih baik. Ketakutan mengahlangi kita untuk berserah diri, tetapi  kasih membuang segala ketakutan. Semakin mengasihi anda, semakin mudah penyerahan diri jadinya.
                Bagaimana anda mengetahui Allah mengasihi anda? Dia memberi anda banyak bukti : Allah berkata Dia mengasihi Anda, anda tidak pernah lepas dari pandangan-Nya, Dia peduli terhadap hidup anda sampai hal terkecil, Dia memberi anda kemapuan untuk menikmati segala macam kesenangan.



To be continued . . . . . . next

PERLU WAKTU = = = = THE PURPOSE DRIVEN Life

THE PURPOSE DRIVEN Life

PERLU WAKTU


Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya (Pengkotbah 3:1)


Saya yakin bahwa Allah, yang telah memulai pekerjaan yang baik di dalam saudara, akan terus menolong saudara tumbuh di dalam kasih karunia-Nya, sampai pekerjaan-Nya itu selesai pada hari Yesus Kristus datang lagi. Filipi 1 : 6 (FAYH)


Tidak ada jalan pintas menuju kedewasaan. Dibutuhkan waktu bertahun bagi kita untuk bertumbuh menuju kedewasaan, dan dibutuhkan semusim penuh bagi buah-buahan untuk menjadi tua dan matang. Hal yang sama berlaku untuk buah-buah Roh. Pengembangan karakter yang serupa dengan Kristus tidak bisa tergesa-gesa. Pertumbuhan rohani, seperti halnya pertumbuhan fisik, membutuhkan waktu. Bila anda mencoba untuk mematangkan buah dengan cepat, buah itu kehilangan rasanya. di Amerika, tomat biasanya diambil belum matang sehingga buah tidak masak saat pengiriman ke toko-toko. Lalu sebelum di jual, toamt-toamt yang hijau ini disemprot dengan gas CO2 untuk membuatnya merah dengan segera. Toamt-tomat yang di gas bisa dimakan, tetapi rasanya tidak bisa menandingi buah yang matang di pokoknya. Sementara kita khawatir tentang seberapa cepat kita bertumbuh, Allah memperhatikan sebera kuat kita bertumbuh.  Allah memandang kehidupan kita dari dan untuk kekekalan, karena itu Dia tidak pernah tergesa-gesa.
            Lame Adams pernah membadingkan proses pertumbuhan rohani kita dengan strategi yang digunakan Sekutu dalam perang Dunia II untuk membebaskan pulau-pulau di Pasifik Selatan. Pertama mereka akan “mengurangi kekuatan” sebuah pulau, dengan memperlemah perlawan yaitu menembaki kubu pertahanan musuh dengan bom-bom dari kapal-kapal lepas pantai. Berikutnya, sebuah kelompok kecik Marinir akan menyerbu pulau tersebut dan memdirikan sebuah “pangkalan”, yakni sebuah bagian kecil dari pulau tersebut yang bisa mereka kendalikan. Segera setelah pangkalan tersebut diperoleh, mereka akan memulai proses lama membebaskan sisa pulau itu, sedikit demi sedikit wilayah. Akhirnya, keseluruhan pulau akan dikuasai, tetapi bukan tanpa beberapa pertempuran yang merugikan.
            Adams menarik persamaan ini : Sebelum Kristus memasuki kehidupan kita pada saat pertobatan, Dia kadang harus “m,engurangi kekuatan” dengan mengijinkan munculnya masalah-masalah yang tidak bisa kita tanggulangi. Walaupun beberapa orang membuka kehidupan mereka kepada Kristus saat pertama kali Dia mengetuk pintu, sebagian besar dari kita melawan dan bertahan.  Pengalaman kita sebelum pertobatan adalah perkataan Yesus , “Lihatlah Aku berdiri di depan pintu dan mengebom”.
            Ketika anda membuka diri kepada Kristus , Allah mendapatkan sebuah pangkalan di kehidupan anda. Anda meungkin mengira bahwa anda telah menyerahkan seluruh kehidupan anda kepada Dia, tetapi sebenarnya ialah, ada banyak hal dalam kehidupan anda yang bahkan tidak anda sadari. Anda hanya bisa memberi kepada Allah sebanyak yang anda pahami pada waktu itu. Itu tidak apa-apa. Begitu Kristus diserahi sebuah pangkalan, Dia memulai operasi untuk mengambil alih lebih banyak dan lebih banyak lagi wilayah samapai seluruh kehidupan anda seoenuhnya menjadi milik Dia. Akan ada pergumulan dan pertempuran, tetapi hasilnya tidak akan pernah meragukan. Allah telah berjanji bahwa :”Allah sendiri yang memulai pekerjaan yang baik itu padamu, dan saya yakin Dia akan meneruskan pekerjaan itu sampai selesai.” Pemuridan merupakan proses menjadi serupa dengan Kristus. Alkitab berkata, : “sampai kita semua telah mencapai…kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.” Keserupaan dengan Kristus merupakan tujuan akhir anda, tetapi perjalan anda akan berlangsung seumur hidup.
                Sejauh ini kita tel;ah melihat bahwa perjalanan ini meliputi  percaya (melalui penyembahan), menjadi anggota (melalui persekutuan), dan pantas (melalui pemuridan). Setiap hari Allah ingin agar anda menjadi lebih menyerupai Dia. “Kalian sudah mulai menjalani hidup baru, dimana kalian dijadiakn manusia baru, dan sedang menjadi serupa dengan Oknum yang mencipatakan kalian”. Zaman ini kita terobsesi dengan kecepatan, tetapi Allah lebih tertarik pada kekuatan dan stabilitas ketimbang kecepatan. Kita ingin hasil yang cepat, jalan pintas, solusi di tempat. Kita menginginkan sebuah khotbah, sebuah seminar, atau sebuah pengalaman yang akan dengan cepat memecahkan semua masalah, menyingkirkan semua pencobaan, dan melepaskan semua penderitaan yang sedang berkembang. Tetapi kedewassa yang sejati tidak pernah dihasilkan dari satu pengalaman tunggal, tidak peduli betapa hebatnya atau betapa mengharukannya pengalaman itu. Pertumbuhan itu berlangsung secara berangsur-angsur. Alkitab berkata, “Kehidupan kitaq secara berangsur-angsur menjadi semakin terang dan indah ketika Allah memasuki kehidupan kita dan kita menjadi serupa dengan Dia.”

MENGAPA MEMELUKAN WAKTU BEGITU LAMA?
                Meski Allah bisa dengan segera mengubah kita, Dia telah memilih untuk mengembangkan kita secara perlahan. Yesus tidak tergesa-gesa dalam mengembangkan para murid-Nya. Sama seperti Allah membiarkan orang-orang Israel mengambil tanah perjanjian “sedikit demi sedkit” supaya mereka tidak kewalahan, Dia lebih suka dengan langkah-langkah yang makin hari makin maju di dalam kehidupan kita. Mengapa perlu waktu lama untuk berubah dan bertumbuh? Ada beberapa alasan.
                Kita merupakan orang-orang yang lambat belajar.  Kita sering kali harus belajar ulang sebuah pelajaran empat puluh atau lima puluh kali utnuk benar-benar memahaminya. Masalah-masalah tetap terjadi kembali, dan kita piker, “Jangan lagi! Aku telah  mengetahui itu!” tetapi Allah lebih mengetahui. Sejarah Israel menggambarkan betapa cepatnya kita melupakan pelajaran-pelajaran yang Allah ajarkan pada kita dan betapa cepatnya kita kembali pada pola lama perilaku kita. Kita perlu pengalaman yang berulang-ulang.
                Kita punya banyak hal yang mana kita harus belajar meninggalkannya. Banyak orang pergi ke seorang konselor dengan suatu maslah pribadi atau masalah hubungan yang sudah berkembang bertahun-tahun dan berkata ,”Saya perlu Anda untuk memperbaiki saya. Saya memiliki waktu satu jam. “Mereka dengan naif mengharapkan pemecahan yang cepat untuk kesulitan yang lama dan berakar dalam. Karena sebagian besar masalah kita dan segala kebiasaan buruk kita tidak berkembang dalam semalam, tidakalah masuk akal mengharapkannya menyingkir dengan segera. Tidak ada obat, doa, atau prinsip yang akan dengan cepat mengahapuskan kerusakan dari sekian tahun. Dibutuhkan kerja keras utuk membuang dan menggantinya. Alkitab menyebutnya “Meninggalkan manusia lama” dan “mengenakan manusia baru”. Walaupun anda diberi sifat yang sama sekali baru pada saat pertobatan, anda masih memiliki kebiasaan-kebiasaan, pola-pola, dan praktik-praktik lama yang perlu dibuang dan diganti.
                Kita takut untuk dengan rendah hati mengahdapi kebenaran tentang diri kita sendiri. Saya telah menunjukkan bahwa kebenaran akan memerdekakan kita, tetapi sering kali kebenaran lebih dulu membuata kita sakit. Rasa takut terhadap apa yang mungkin kita temukan jika ita dengan jujur mengakui berbagai cacat karakter kita, telah membuat kita tetap tinggal di dalam penjara penyangkalan. Hanya ketika Allah diizinkan untuk memancarkan terang kebenaran-Nya atas kesalahan, kegagalan, dan kerusakan kita, lita bisa mengatasinya. Karena itu kita tidak bisa bertumbuh tanpa sikap rendah hati dan mau diajar.
                Pertumbuhan sering kali menyakitkan dan menakutkan.  Tidak ada pertumbuhan tanpa perubahan; tidak ada perubahan tanpa ketakutan atau kehilangan; dan tidak ada kehilangan tanpa rasa sakit. Setiap perubahan menimbulkan semacam rasa kehilangan. Amda harus membiarkan pergi cara-cara lama untuk mengalami yang baru. Kita takut kehilangan cara-cara lama, bahkan seandainya cara-cara lama kita menipu diri sendiri, karena, seperti sepasang sepatu yang jebol, sepatu tersebut setidaknya nyaman dan terbiasa dipakai.
                Orang sering membangun identitas mereka di sekitar kelemahan mereka. Kita berkata, “Persis seperti aku kalua . . . . “ dan “seperti itulah aku”. Kecemasan yang tidak kita sadari adalah seandainya saya membuang kebiasaan saya, luka hati saya, atau kesukaran saya, akan seperti apa saya? Ketakutan ini bisa memperlambat memperlambat pertumbuhan anda secara pasti.
                Kebiasaab membutuhkan waktu untuk berkembang. Ingatlah bahwa karakter anda merupakan keseluruhan kebiasaan anda. Anda tidak bisa menyatakan diri baik kalua anda tidak  mempunyai kebisaan , baik hati, yakni anda menunjukkan kebaikan bahkan tanpa memikirkannya. Anda tidak bisa menyatakan diri memiliki integritas sebelum anda memilki  kebiasaan selalu jujur. Seorang suami yang setia pada istrinya dalam setia! Kebiasaan anda menentukan karakter anda.
                Hanya ada satu cara untk mengembangkan kebiasaan – kebiasaan karakter yang serupa dengan Kristus. Anda harus  mempraktikkannya dan ini membutuhkan waktu! Tidak ada kebiasaan-kebiasaan instan.  Paulus mendorong Timotius, “Lakukan hal-hal ini . Abdikan hidupmu untuk melakukannya sehingga semua orang bisa melihat kemajuanmu.”
                Jika anda mempraktekkan sesuatu berulang-ulang kali, anda menjadi mahir melakukannya. Pengulangan merupakan induk dari karakter ini sering disebut “disiplin rohani,”  dan ada banyak buku luar biasa yang bisa mengajar anda bagaimana melakukannya.

JANGAN TERGESA-GESA
                Ketika anda bertumbuh menuju kedewasaan rohani, ada beberapa cara untuk bekerja sama dengan Allah dalam proses tersebut.
Percayalah bahwa Allah sedang bekerja di dalam kehidupan anda bahkan ketika anda tidak merasakannya. Pertumbuhan rohani kadang merupakan pekerjaan yang membosankan, satu langkah kecil setiap kali. Menantikan kemajuan yan berangsur-angsur. Alkitab mengatakan, “untuk segala sesuatau ada masaya, untuk apapun dibawah langit ada waktunya.”  Ada juga musim-musim di dalam kehidupan anda. Kadang anda akan mengalami ledakan pertumbuhan yang singkat dan hebat (musim semi) yang diikuti oleh suatu masa penstabilan dan ujian (musim gugur dan musim dingin).
                Bagaimana dengan masalah-masalah, kebiasaan-kebiasaan dan luka-luka hati yang anda ingin agar dapat disingkirkan secara ajaib? Bleh saja berdoa untuk suatu mujijat, tetapi jangan kecewa jika jawabannya datang melalui perubahan secara bertahap. Dengan lewatnya waktu, sebuah aliran air yang lambat dan stabil dapat mengikis batu karang yang terkeras dan membuat batu yang sangat besar menjadi kerikil. Dengan lewatnya waktu, satu benih kecil bisa menjadi pohon yang sangat besar ang tingginya 350 kaki.
                Memiliki sebuah buku catatan atau jurnal dari pelajaran-pelajaran yang dipelajari. Ini bukanlah catatan harian yang berisi peristiwa-peristiwa, tetapi sebuah catatan dari apa yang sendan anda pelajari. Tulislah berbagai wawasan dan pelajaran-pelajaran tentang kehidupan yang Allah ajarkan kepada anda tentang Dia, tentang diri anda sendiri, tentang kehidupan, hubungan dan segala sesuatu lainnya. Catatlah hal-hal ini sehingga anda bisa meninjaunya lagi seta mengingatnya serta mewariskannya kepada generasi berikut. Alasan kita harus belajar kembali beberapa pelajaran adalah karena kita kita melupakannya. Dengan meninjau kembali jurnal rohani anda secara teratur, anda bisa terhindar dari banyak penderitaan dan luka hati yang tidak perlu. Alkitab mengatakan :”Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus.”
                Bersabarlah dengan Allah dan dengan diri anda sendiri. Salah satu kegagalan hidup adalah karena waktu allah jarang sekali sama dengan waktu kita. Kita sering kali tergesa-gesa sementara Allah tidak. Anda mungkin merasa frustrasi denga kemajuan yang lambat yang sedang anda buat dalam kehidupan. Ingatlah bahwa Allah tidak pernah tergesa-gesa, tetapi Dia selalu tepat waktu. Dia akan memakai seluruh hidup anda untuk mempersiapkan anda bagi peranan anda di dalam kekekalan.
                Alkitab dipenuhi dengan contoh-contoh bagaimana Allah menggunakan suatu proses panjang untuk mengembangkan karakter, khususnya di dalam diri para pemimpin. Dia mengambil waktu 80 tahun untuk mempersiapkan Musa, termasuk 40 tahun di padang gurun. Selama 14.600 hari Musa tetap menanti dan bertanya dalam hati, “apakah suda tiba waktunya”? Tetapi Allah tetap berkata,”Belum.”
                Berbeda dengan judul-judul buyku popular, tidak ada  langkah-langkah Mudah Menuju Kedewasaan  atau  Rahasia-rahasia utnuk menjadi orang suci secara instans.  Ketika Allah ingin membuat sebuah jamur, Dia melakukanNya semalam, tetapi ketika Dia ingin membuat sebuah pohon eks raksasa, Dia perlu waktu serratus tahun. Orang-orang besar bertumbuh melalui pergumulan dan badai dan musim-musim penderitaan. Bersabarlah dengan proses tersebut. Yakobus memberi nasihat, :”Jangan meNcoba melepaskan diri dari  sesuatu sebelum waktunya. Biarkanlah ia bekerja supaya kamu menjadi dewasa dan berkembang dengan baik. “
               
                JANGAN menjadi kecil hati. Ketika Habakuk menjadi sedih karena dia mengira Allah tidak bertindak dengan cukup cepat, Allah mengatakan hal ini: “ Segala  hal yang telah kurencakan ini tidak akan terjadi dengan segera. Meskipun demikian pasti saat penggenapan penglihatan itu ajaib tiba.  Jika tampaknya lambat, janganlah putus asa, karena semua itu pasti akan terjadi. Bersabarlah! Semua itu tidak akan terlambat barang sehari pun!”. Suatu penundaan bukan berarti penolakan Allah.

                Ingatlah seberapa jauh anda telah datang, bukan hanya seberapa jauh anda harus pergi. Anda tidak berada di tempat yang anda inginkan, tetapi anda juga tidak berada di tempat yang biasanya anda berada. Bertahun-tahun lalu orang mengenakan kancing yang popular dengan huruf-huruf PBPGINFWMY. Ini merupakan singkatan dari Please Be Patient, God Is not Finished With Me Yet.” (Bersabarlah, Allah Belum Selesai Dengan Saya) Allah juga belum selesai dengan Anda, jadi tetaplah maju. Bahkan siput mencapai bahtera karena tekun!