Kamis, 01 Januari 2015

The purpose driven life

14
Ketika Allah Teras Jauh
Tuhan telah menyembunyikan diri dari keturunan Yakub, umat-Nya, tetapi saya percaya dan berharap kepada-Nya.Yesaya 8 : 17 (BIS)
Allah itu nyata, tidak peduli apa yang Anda rasakan. Mudah untuk menyembah Allah pada saat segala sesuatu berjalan baik dalam kehidupan Anda, yakni pada saat Dia menyediakan makanan, teman, keluarga, kesehatan dan situasisituasi yang bahagia. Tetapi keadaan tidak selalu menyenangkan. Bagaimana Anda menyembah Allah waktu keadaan tidak menyenangkan? Apa yang Anda lakukan ketika Alah terasa jutaan mil jauhnya?
Tingkat penyembahan yang terdalam adalah memuji Allah meski menderita, mengucapa syukur kepada-Nya pada saat Anda dipisahkan oleh jarak fisik atau Anda tidak bisa bicara. Dalam persahabatan dengan Allah, Anda tidak akan selalu merasa dekat denganNya. Philip Yancey dengan bijak mencatat, “Setiap hubungan meliputi saat-saat dekat dan saat-saat jauh, dan dalam hubungan dengan Allah, betapapun akrabnya, keadaan itu juga berlaku. “1)Saat jauhnya adalah ketika penyembahan menjadi sulit.
Untuk mmendewasakan persahabatan Anda, Allah akan mengujinya dengan masa-masa yang rasanya seperti perpisahan, yakni masa-masa ketika rasanya seolah-olah Allah telah meninggalkan atau melupakan Anda. Allah terasa sejuta mil jauhnya. St. Jhon dari the Cross  menyebut hari-hari kekeringan rohani, keraguan dan jauh dari Allah ini sebagai “malam gelap bagi jiwa.” Henri Nouwen menyebutnya “pelayanan ketidakhadiran.” A.W. tozer mneyebutnya “pelayanan malam.” Orang lain menyebutnya “musin dingin bagi hati.”
Selain Yesus, mungkin Daud memiliki persahabatan yang paling dekat dengan alah dibandingkan siapapun. Allah berkenan memanggil nya, “seorang yang yang berkenan di hatiNya” 2)Namun Daud sering mengeluh tentang ketidakhadiran Allah yang nyata: “Tuhan, mengapa Engkau berdiri jauh-jauh? Mengapa  Engkau bersembunyi pada waktu aku sangat memerlukan pertolongan-Mu?” 3)”Mengapa Engkau meniggalkan aku? Mengapa engkau tetap begitu jauh? Mengapa Engkau mengabaikan jeritanku minta tolong?”4)”Mengapa engkau membuang aku?”5)
Tentu, allahtidak benar-benar meninggalkan Daud, dan Dia tidak meninggalkan Anda. Dia telah berjanji berkali-kali,”Aku sekalikali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekalikali tidak akan meninggalkan engkau.”6)Tetapi Allah tidak berjanji”kau akan selalu merasakan hadirat-Ku.” Sebetulnya, Allah mengakui bahwa kadang-kadang dia menyembunyikan wajah0Nya dari kita. 7) ada saat-saat Dia sepertinya menghilang dari kehidupan Anda.
Floyd McClung menggambarkan:”Anda bangun suatu pagi dan semua perasaan rohani Anda lenyap. Anda berdoa, tetapi tidak ada yang terjadi. Anda mengusir roh jahat, tetapi hal tersebut tidak mengubah apapun. Anda melakukan latihan-latihan rohani...anda meminta teman-teman berdoa bagi Anda ...anda mengakui setiap dosa yang dapat Anda bayangkan, lalu pergi miminta maaf pada setiap orang yang Anda kenal. Anda berpuasa...tetap tidak terjadi apa-apa. Anda mulai bertanya-tanya dalam hati, berapa lama kesuraman rohani ini berlangsung? Berhari-hari? Berminggu-mingu? Berbulan-bulan? Akankah ini berakhir? Rasanya seolah-olah doa-doa Anda hanya menbentur langit-langit.Dalam keadaan sama sekali putus asa, Anda berseru, ‘ada apa denganku?”8)
Kenyataannya, tidak ada yang salah dengan Anda! Inilah bagian normal dari pengujian dan pendewasaan persahabatan Anda dengan Allah. Setiap orang kristen mengalami setidaknya sekali, dan biasanya beberapa kali. Hal tersebut menyakitkan dan tidak enak rasanya, tetapi sangat penting bagi perkembangan iman Anda. Mengetahui hal ini memberi ayub harapan ketika dia tidak bisa merasakan kehadiran alah dalam kehidupannya. Dia berkata, “kucari Allah di timur, barat, selatan, utara, tetapi di mana-mana Allah tak ada; dan aku tak dapat menemukan Dia. Namun dia tahu segala jalanku juga setiap langkahku. Kalau seperti emas aku di uji, akan terbukti bahwa hatikumurni.”9)
Ketika Allah terasa jauh, Anda mungkin berpikir bahwa Dia marah terhadap Anda atau sedang menghukum Anda karena suatu dosa. Sesungguhnya, dosa memang memisahkan kita dari persekutuan yang akrab dengan Allah. Kita mendukakan Roh Allah dan memadamkankan persekutuan kita dengan Dia melalui ketidaktaatan, konflik dengan orang lain, kesibukan, pershabatan dengan dunia, dan dosa-dosa lain.10)
Tetapi seringkali perasaan ditinggalkan atau dijauhkan oleh Allah ini tidak berkaitan dengan dosa. Itu merupakan ujian iman, salah satu ujian iman yang harus kita hadapi: akankah Anda terus mengasihi, mempercayai, menaati dan menyembah Allah, bahkan ketika Anda tidak merasakan ketidakhadiran-Nya atau tidak memiliki bukti yang bisa didlihat dari karyaNya dalam kehidupan Anda?
Kesalahan paling umum yang dibuat oleh orang-orang kristen dalam penyembahan sekarang ini adalah mencari suatu  pengalaman dan bukannya mencari Allah. Mereka mencari suatu perasaan, dan jika hal tersebut terjadi, mereka menyimpulkan bahwa mereka telah menyembah. Salah! Sebetulnya, Allah sering kali menyingkirkan perasaan-perasaan tersebut. Mencari suatu perasaan-perasaan, bahkan perasaan paling dekat dengan Allah seklaipun, bukan penyembahan.
Ketika Anda seorang kristen bayi, Allah memberi Anda banyak emosi yang menguatkan dan sering kali Ia menjawab banyak doa yang paling tidak dewasa dan mementingkan diri, dengan demikian Anda mengetahui bahwa dia ada. Tetapi ketika Anda bertumbuh dalam iman, dia akan melepaskan Anda dari kebergantungan-kebergantungan ini.
Kemahahadiran Allah dan perwujudan kehadiran-Nya adalah dua hal yang berbeda. Yang pertama adadalh fakta, yang lainnya seringkali merupakan perasaan. Allah sealalu ada, bahkan ketika Anda tidak menyadari-Nya, dan kehadiran-Nya terlalu dasyat untuk diukur dengan emosi belaka. Benar, dia ingin agar Anda merasakan kehadiran-Nya, tetapi dia lebih suka Anda mempercayai-Nya  ketimbang Anda merasakan-Nya. Iman, bukan perasaan, menyenangkan Allah. Situasi-situasi yang paling memperbesar iman Anda adalah saat-saat ketika kehidupan berantakan dan Allah tidak bisa ditemukan dimana-mana. Ini terjadi pada Ayub. Dalam satu hari, dia kehilangan  segalanya, keluarganya, usahanya, kesehatannya, dan segala sesuatu yang dia miliki, sangat mengecilkan hati, karena sepanjang 37 pasal, Allah tidak mengatakan apapun!
Bagaimana Anda memuji Allah bila Anda tidak memahami apa yang terjadi dalam kehidupan Anda dan Allah diam? Bgaiman Anda tetap berhubungan dalam krisis tanpa komunikasi? Bagaimana Anda bisa tetap memandang Yesus bila mata Anda penuh dengan air mata? Anda melakukan apa yang Ayub lakukan: “kemudian sujudalh ia dan menyembah, katanya:’Dengan telanjang aku keluar dai kandungan ibuku, dengan telanjang aku akan kembali kedalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!”11)
Katakan kepada Allah secara persis apa yang Anda rasakan.  Curahkan isi hati Anda kepada Allah. Keluarkan semua emosi yng Anda rasakan. Ayub melakukannya ketika dia berkata,”Sebab itu aku tak dapat tinggal diam! Rasa pedih dan pahitku tak dapat kupendam. Aku harus membuka mulutku., dan mencurahkan isi hatiku.”12)  Dia berseru ketika Allah terasa jauh:”Itulah hari-hari kejayaanku, ketika persahabatn yang akrab denga Allah menaungi rumahku.”13) Allah bisa menangani kebimbangan, kemarahan, ketakutan, kesedihan, kebingungan, dan keraguan Anda.
Tahukah Anda bahwa mengakui keputusasaan Anda kepada Allah bisa merupakan pernyataan iman? Mempercayai Allah tetapi sekaligus merasa putus asa membuat, daud menulis:”Aku percaya, maka aku berkata ,’aku sangat tertindas!”14) ini kedengarannya seperti suatu kontradiksi: aku percaya Allah, tetapi aku hancur! Keterbukaan Daud sebenarnya menunjukka iman yang dalam: Pertama, dia percaya kepada Allah. Kedua dia percaya bahwa Allah akan mendengar doanya. Ketiga, dia percaya bahwa Allah akan membiarkannya mengatakan apa yang dia rsakan dan tetap mengasihinya.
Pusatkan perhatian pada keberadaan Allah, sifat-Nya yang tidak berubah. Tanpa menghiraukan keadaan dan perasaan Anda, berpeganglah erat-erat pada karakter Allah yang tidak berubah. Ingatkan diri Anda tentang apa yang Anda tahu benar tidak pernah berubah di dalam diri Allah: Dia baik, Dia mengasihi saya, Dia menyertai saya, Dia mengetahui apa yang saya alami, Dia peduli, dan Dia memiliki rencana yang baik bagi kehidupan saya. V. Raymond edman berkata,”Jangan pernah meragukan di dalam gelap apa yang Allah katakan kepada Anda di dalam terang.”
Ketika kehidupan Ayub berantakan, dan Allah diam, Ayub tetap menemukan hal-hal yang membuat dia bisa memuji Allah:
Bahwa Allah baik dan penuh kasih.15)
Bahwa Allah Maha Kuasa.16)
Bahwa Allah melihat sampai hal terkecil dari kehidupan saya.17)
Bahwa Allah memegang kendali.18)
Bahwa Allah memiliki renc ana untuk kehidupan saya.19)
Bahwa alah akan menyelamatkan saya. 20)
Percaya bahwa Allah menepati janji-janji-Nya. Selama masa-masa kekeringan rohani, Anda harus dengan sabar bersandar pada janji-janji Allah, bukan pada emosi Anda, dan menyadari bahwa Dia sedang membawa Anda pada tingkat kedewasaan yang lebih dalam. Suatu persahabatan yang didasarkan pada emosi pastilah dangkal.
Jadi jangan terganggu oleh kesulitan. Keadaan tidak dapat mengubah karakter Allah. Kasih karunia Allah tetap dalam kekuatan penuh; alah tetap memihak  Anda, meskipun Anda tidak merasakannya. Ketika tidak ada keadaan yang menguatkan, Ayub berpegang pada Firman Allah. Dia berkata, ‘Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubari kusimpan ucapan mulut-Nya.” 21)
Keyakinan  pada Firman Allah ini membuat Ayub tetap setia sekalipun tidak ada hal yang masuk akal. Imannya kuat di tengah-tengah penderitaan:”Allah boleh membunuhku, tetapi aku tetap akan mempercayai-Nya”22)
Ketika Anda merasa ditinggalkan oleh Allah tetapi Anda tetap mempercayai-Nya tanpa peduli pada perasaan-perasaan Anda, Anda sedang menyembah Dia dengan cara yang terdalam.
Ingatlah apa yang telah Allah kerjakan bagi Anda. Seandainya Allah tidak pernah melakukan hal lain apapun bagi Anda, dia tetap layak menerima pujian Anda selama sisa hidup Anda karena apa yang telah Yesus lakukan bagi Anda di atas kayu salib.  Anak Allah mati bagimu! Inilah alasan terbesar untuk menyembah. Sayangnya, kita melupakan rincian kekejaman dari pengorbanan menyakitkan yang telah Allah lakukan bagi kita. Keakraban menimbulkan kepuasan. Bahkan sebelum penyaliban-Nya, Anak Allah ditelanjangi, dipukul hingga nyaris tidak bisa dikenali, dicambuk, dihina dan diejek, dimahkotai duri, dan diludahi dengan kebencian. Disiksa dan dihina oleh manusia yang kejam, Dia diperlakukan lebih buruk daripada seekor binatang.
Selanjutnya, hampir tidak sadar karena kehilangan darah, dia dipaksa untuk memikul salib yang berat mendaki sebuah bukit, dipakukan [ada salib itu, lalu ditinggalkan untuk menjalani siksaan kematian yang mengerikan dan lambat karena penyaliban. Sementara darah-Nya mengalir, para pengejek berdiri dan meneriakkan kata-kata makian, memperolok-olok penderitaan-Nya dan menantang pernyataan-Nya bahwa Dia adalah Allah.
Lalu, ketika Yesus menanggung sendiri semua dosa dan kesalahan manusia, Allah  memalingkan wajah dari pandangan buruk tersebut, dan Yesus berseru dalam keputusasaan penuh, “Allahku, allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Yesus bisa saja menyelamatkan diri-Nya, tetapi dengan demikian Dia tentu tidak bisa menyelamatkan Anda.
Kata-kata  tidak bisa menggambarkan kegelapan pada saat tersebut. Mengapa Allah mengijinkan dan menanggung penganiayaan yang demikian mengeriakn dan kejam? Mengapa? Supaya Anda bisa dibebaskan dari kekekalan di dalam neraka, dan agar Anda bisa ambil bagian dalam kemulian-Nya selamanya! Alkitab berkata,”Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita di benarkan oleh Allah.”23)
Yesus memberikan segalanya agar Anda bisa memiliki segalanya. Dia mati supaya Anda bisa hidup selamanya. Itu saja sudah patut.

Dari buku the purpose driven life

Tidak ada komentar:

Posting Komentar